JILBAB MENURUT AJARAN JIL (JARINGAN ISLAM LIBERAL)
Jilbab adalah tidak wajib, hanya budaya Arab!
– Muhammad Sa’id Al-Asymawi, seorang tokoh liberal Mesir, yang memberikan peryataan kontroversial bahwa jilbab adalah produk budaya Arab. Pemikirannya tersebut dapat dilihat dalam buku Kritik Atas Jilbab yang diterbitkan oleh Jaringan Islam Liberal dan The Asia Foundation.
Dalam buku tersebut diyatakan bahwa jibab itu tak wajib. Bahkan Al-Asymawi dengan lantang berkata bahwa hadits-hadits yang menjadi rujukan tentang kewajiban jilbab atau hijâb itu adalah Hadis Ahad yang tak bisa dijadikan landasan hukum tetap. Bila jilbab itu wajib dipakai perempuan, dampaknya akan besar. Seperti kutipannya: “Ungkapan bahwa rambut perempuan adalah aurat karena merupakan mahkota mereka. Setelah itu, nantinya akan diikuti dengan pernyataan bahwa mukanya, yang merupakan singgasana, juga aurat. Suara yang merupakan kekuasaannya, juga aurat; tubuh yang merupakan kerajaannya, juga aurat. Akhirnya, perempuan serba-aurat.” Implikasinya, perempuan tak bisa melakukan aktivitas apa-apa sebagai manusia yang diciptakan Allah karena serba aurat.
Buku tersebut secara blak-blakan, mengurai bahwa jilbab itu bukan kewajiban. Bahkan tradisi berjilbab di kalangan sahabat dan tabi’in, menurut Al-Asymawi, lebih merupakan keharusan budaya daripada keharusan agama.[http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=339]
– M. Quraish Shihab (beliau adalah seorang cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al- Qur’an dan mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII (1998). Ia dilahirkan di Rappang, pada tanggal 16 Februari 1944. Ia adalah kakak kandung mantan Menko Kesra pada Kabinet Indonesia Bersatu, Alwi Shihab),
Dalam menafsirkan surat Al-Ahzab: 59, M. Quraish Shihab memiliki pandangan yang aneh dengan manyatakan bahwa Allah tidak memerintahkan wanita muslimah memakai jilbab. Pendapatnya tersebut ialah sebagai berikut:
“Ayat di atas tidak memerintahkan wanita muslimah memakai jilbab, karena agaknya ketika itu sebagian mereka telah memakainya, hanya saja cara memakainya belum mendukung apa yang dikehendaki ayat ini. Kesan ini diperoleh dari redaksi ayat di atas yang menyatakan jilbab mereka dan yang diperintahkan adalah “Hendaklah mereka mengulurkannya.” Nah, terhadap mereka yang telah memakai jilbab, tentu lebih-lebih lagi yang belum memakainya, Allah berfirman: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.”[M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran (Jakarta: Lentera Hati, 2003), cet I, vol. 11, hal. 321.]
Demikianlah pendapat yang dipegang oleh M. Quraish Shihab hingga sekarang. Hal ini terbukti dari tidak adanya revisi dalam bukunya yang berjudul Tafsir Al-Misbah, meskipun sudah banyak masukan dan bantahan terhadap pendapatnya tersebut.
Di samping mengulangi pandangannya tersebut ketika menafsirkan surat An-Nur ayat 31, M. Quraish Shihab juga mengulanginya dalam buku Wawasan Al-Qur’an. Tidak hanya itu, ia juga menulis masalah ini secara khusus dalam buku Jilbab Pakaian Wanita Muslimah: Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendekiawan Kontemporer, yang diterbitkan oleh Pusat Studi Quran dan Lentera Hati pada Juli 2004. Ia bahkan mempertanyakan hukum jilbab dengan mengatakan bahwa tidak diragukan lagi bahwa jilbab bagi wanita adalah gambaran identitas seorang Muslimah, sebagaimana yang disebut Al-Qur’an. Tetapi apa hukumnya?[M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1998), cet VII, hal. 171]
M. Quraish Shihab juga membuat Sub bab: Pendapat beberapa ulama kontemporer tentang jilbab yang menjadi pintu masuk untuk menyampaikan pendapat ganjilnya tersebut. Ia menulis:
Di atas—semoga telah tergambar—tafsir serta pandangan ulama-ulama mutaqaddimin (terdahulu) tentang persoalan jilbab dan batas aurat wanita. Tidak dapat disangkal bahwa pendapat tersebut didukung oleh banyak ulama kontemporer. Namun amanah ilmiah mengundang penulis untuk mengemukakan pendapat yang berbeda—dan boleh jadi dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menghadapi kenyataan yang ditampilkan oleh mayoritas wanita Muslim dewasa ini.[Ibid, hal. 178.]
Selanjutnya, M. Quraish Shihab menyampaikan bahwa jilbab adalah produk budaya Arab dengan menukil pendapat Muhammad Thahir bin Asyur:
فنحن نوقن أن عادات قوم ليست يحق لها بما هي عادات أن يحمل عليها قوم آخرون فى التشريع ولا أن يحمل عليها أصحابها كذلك (مقاصد الشريعة ص 91)
Kami percaya bahwa adat kebiasaan satu kaum tidak boleh—dalam kedudukannya sebagai adat—untuk dipaksakan terhadap kaum lain atas nama agama, bahkan tidak dapat dipaksakan pula terhadap kaum itu.
Bin Asyur kemudian memberikan beberapa contoh dari Al-Quran dan Sunnah Nabi. Contoh yang diangkatnya dari Al-Quran adalah surat Al-Ahzab (33): 59, yang memerintahkan kaum Mukminah agar mengulurkan Jilbabnya. Tulisnya:
و فى القرآن: يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ” فهذا شرع روعيت فيه عادة العرب فالأقوام الذين لا يتخذون الجلابيب لا ينالهم من هذا التشريع نصيب ” مقاصد الشريعة ص 19
Di dalam Al-Quran dinyatakan, Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga tidak diganggu. Ini adalah ajaran yang mempertimbangkan adat orang-orang Arab, sehingga bangsa-bangsa lain yang tidak menggunakan jilbab, tidak memperoleh bagian (tidak berlaku bagi mereka) ketentuan ini.[M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1998), cet VII, hal. 178-179.]
Untuk mempertahankan pendapatnya, M. Quraish Shihab berargumen bahwa meskipun ayat tentang jilbab menggunakan redaksi perintah, tetapi bukan semua perintah dalam Al-Qur’an merupakan perintah wajib. Demikian pula, menurutnya hadits-hadits yang berbicara tentang perintah berjilbab bagi wanita adalah perintah dalam arti “sebaiknya” bukan seharusnya.[Ibid, hal. 179.]
M. Qurash Shihab juga menulis hal ini dalam Tafsir Al-Misbah ketika menafsirkan surat An-Nur ayat 31. Di akhir tulisan tentang jilbab, M. Qurais Shihab menyimpulkan:
Memang, kita boleh berkata bahwa yang menutup seluruh badannya kecuali wajah dan (telapak) tangannya, menjalankan bunyi teks ayat itu, bahkan mungkin berlebih. Namun dalam saat yang sama kita tidak wajar menyatakan terhadap mereka yang tidak memakai kerudung, atau yang menampakkan tangannya, bahwa mereka “secara pasti telah melanggar petunjuk agama.” Bukankah Al-Quran tidak menyebut batas aurat? Para ulama pun ketika membahasnya berbeda pendapat.[Ibid, hal. 179.]
Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa M. Quraish Shihab memiliki pendapat yang aneh dan ganjil mengenai ayat jilbab. Secara garis besar, pendapatnya dapat disimpulkan dalam tiga hal. Pertama, menurutnya jilbab adalah masalah khilafiyah. Kedua, ia menyimpulkan bahwa ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang pakaian wanita mengandung aneka interpretasi dan bahwa Al-Qur’an tidak menyebut batas aurat. Ketiga, ia memandang bahwa perintah jilbab itu bersifat anjuran dan bukan keharusan, serta lebih merupakan budaya lokal Arab daripada kewajiban agama. Betulkah kesimpulannya tersebut? Tulisan ini mencoba untuk mengkritisinya.
[“Meluruskan Qurais Sihab dan JIL tentang Jilbab” oleh FAHRUR MU’IS].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah? ” (al-Baqarah : 140).
Allah Ta’ala berfirman,”Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS. AL MAA’IDAH: 50).
Allah Ta’ala berfirman, “Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai” (ar-Rum: 6-7).
Oleh Abu Fahd Negara Tauhid.
cuplikan dari : http://gizanherbal.wordpress.com
VIDEO PENJELASAN TAFSIR ANEH SANG PROFESOR
[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=TpKeCImqnYQ&rel=0]
M. Quraish Shihab sangat parah… Pantesan saja sejak pertama kemunculan dia di media tv, tidak ada sedikit pun yg membuat hati dan pikiran ini sejuk… Mau dibikin seolah lembut dan mudah dicerna oleh siapa pun, tetap saja aneh dan ganjil bagi orang berakal dan berpikir…
Betul, seolah ceramahnya bermutu, tapi kalau didengarkan betul banyak yang gak cocok. Cara memegang bukunya pu dengan tangan kiri. Anaknya (Najwa Sihab, penyiar Metrotv) pun tidak berjilbab.
sy tidak melihat ada yang salah dari pendapat quraish shihab. dari petikan di atas sama sekali tidak bisa disimpulkan bahwa quraish shihab menolak jilbab. sya rasa tidak adil kalau kita menghakimi orang lain hanya karena kita tidak memahaminya..
pak Quraisy shihab hanya ijtihad, berijtihad salah pun mendapat pahala satu, kalau benar mendapat pahala dua,
jangan terlalu berlebihan, apalagi sampai mendoktrin sesorang kalau dia salah
Tidak ada IJTIHAD pada hal-hal yang sudah jelas dalilnya,
Perintah memakai jilbab adalah ayat alquran, kok masih ijtihad?? ijtihad yang ngawur kalo gitu mah,..
tuh……, mangkanya untuk urusan agama yg kita baca ya Al Qur an dan Hadits, bukan nya denger pendapat2 orang. lha wong di Qur an sama Hadits saja sdh jelas kok malah mlipir2 dengerin pendapat orang
yang paling aneh adalah,mereka(jil & shihab)mengatakan bhw jilbab adalah budaya orang Arab…padahal sebelum Islam ada,para wanita jahiliyah arab tidak menggunakan Jilbab
Si Q,Shihab kan ingin dikatakan modern makanya anaknya si mata Najwa tdk berjilbab. Dia kan kiblatnya Negara Republik Shi’i, jadi wajarlah kalau pendapatnya ragu terhadap ayat Al-Quran terkait perintah berjilbab, tafsir Al-Misbahnya banyak yg kacau
Assalamualaikum…
Entah mengapa orang Islam jadi suka bergosip sekarang.
Bahas tentang jilbab dan dalil yg mengaturnya melebar jadi ke urusan personalitas penafsirnya juga :p Ga da bedanya dong dengan gosip alias ghibah…
Fokus dong, komentarnya seputar penafsiran ayat yg dilakukan Pak Shihab…
Balas penafsiran dengan penafsiran, bukan dengan gosip…
iya saya juga bingung dengan pemikiran pak qurais sihab,
kan pernah salahsatu televisi suasta mengumpulkan keluarga sihab ( satu jam bersama keluarga sihab) di sana ada umar sihab, qurais shihab dan alwi sihab kalo gak salah thn 2009
pas begitu ada penonton yg nanya sama pak qurais shihab tentang jilbab dan langsung penonton ngepek ke anaknya qurais sihab yg gak berjilbab yg saat itu ada bersama para penonton duduk di kursi bagian depan (adik najwa sihab)
kemudian pak quarais shihab menjawab tentang masalah jilbab dengan entengnya ya seperti admin tadi begitu jwbnnya pak sihab,
kata saya dalam hati pak sihab ini seorang ahli tafsir kenapa manapsirkan masalah jilbab jadi ngaco ya?
apa karena terlalu penuh ilmunya sehingga meluap……..
Jil mah emang pemikirannya Rusak, Apalagi Q shihab. anaknya aja ga berjilbab. padahal saya membaca isi terjemahan Al qur’an bahwa pakailah pakaian yang taqwa (lupa nama suratnya). saya aja ngarti terjemahan Al-Qur’an, makanya bini saya suruh jilbab, walaupun jilbab bini saya belum sesuai dengan Standar perintah Allah subhana wa ta’alla. menurut saya Q shihab terlalu banyak retrorika.
Astaghfirrullah….
tidak ada yang lebih paham dan mengerti Al Quran serta mengamalkanya selain Rasullallah SAW..l
apa yang di contohkan beliau itulah yg harus kita tiru..
JIL SESAT !!!
JIL & quraisy shihab = alat propaganda ZIONIS untuk menghancurkan ummat Islam dari dalam.
jika tidak paham dengan ilmu tafsir lebih baik diam sebab iman tanpa didarsari ilmu gak afdol trus yang anda pahami sekarang ini itu apa ya tafsir trus begini yang paling benar itu tafsirnya atau kitab sucinya kalo ente udah tau jawabanya ngapain nyalahin orang lain mending ente diam mohon ampun sama alloh tunjukan jalan yang benar bukan jalan untuk mencaci.
pak quraish itu mentafsirkan AL-QUR’AN seperti itu karena demi pekerjaan anaknya,jadi tafsirnya tersebut, demi membenarkan tindakan anaknya yang jelas jelas gak bener, acara mata najwa aja pake roknya ketat and keliatan………………………
Lah, kok menyalahkan akal? Akal itu satu-satunya rujukan berpikir yang ada di dalam diri manusia, sementara Quran itu yang di luar manusia. Apakah dalam menafsirkan Quran orang itu harus tidak berakal?
Kan sudah jelas bahwa manusia yang masuk hisab hanyalah orang-orang yang berakal. Dalam menafsirkan apapun, akal logika itu harus dikedepankan. Kalau anda sebut tafsir Q.Shihab ini lebih mengedepankan nafsu, itu lebih menurut saya lebih pas, daripada anda katakan lebih mengedepankan akal. Akal itu tempat pikiran berpijak dan harus selalu dikedepankan. Hanya orang kalap, tidak waras, yang tidak mengedepankan akal.
hehehe.. kalau anda mempunyai pendapat tersendiri, kenapa anda tidak membuat tafsir sendiri dan malah menyalahkan tafsir orang?
yang penting damai saja ya..
gitu aja kok repot -,-
Sy prihatin dg org yg TIDAK PUNYA ILMU menghina hasil pikiran org yg punya ilmu,ahli di situ.yg logis,pelajari dan buat perbandingan dg pendapat ahli lain dlm topik yg sama.prof quraish dg keluasan ilmunya menyajikan semua detail ttg jilbab dari a-z dan kita bisa memilih mana dari semua kemungkinan itu yg sesuai dg nurani msg2.dr bgt byk kemungkinan tafsir dlm hal jilbab org yg bijak,tahu diri akan faham bhw jilbab masalah pilihan bukan keharusan.byk baca deh,perbaiki konstruksi berpikir anda krn bila konstruksi berpikir anda sempit anda tidak akan memperoleh kebaikan dari begitu banyak ilmu,kebaikan,kedamaian,kecerdasan dlm beragama yg prof quraish berikan.kasian muslim indonesia,menjadi bodoh-radikal-berpikiran sempit krn tidak suka berpikir,malah menjauh dari kaum berpikir
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=TpKeCImqnYQ
semoga Allah memberikan hidayahNya pada kalian semua, amiin…
saudAraku semua. Kita ini umat islam. Hendaknya kita bersatu. Kita hargai aja pendapat org lain. Kita jalani aja apa yg kita yakini.
Jika memang hal” yg ada benar” menyimpang dari Al-quran dan sunnah, hendaknya kita yg tahu yg lbh benar meluruskanya dg cra yg baik.
Apakah menurut kalian Rasullullah akan tersenyum melihat semua ini?
bismillah ……
maha besar allah yang menciptakan perbedaan sodaraku,
kelemahan saya secara pribadi hanya berharap kebaikan itu datang bukan hanya dari jilbab. jilbab hanya sebahagian kecil dari banyak faktor dalam kebaikan.
insya alloh orang baik yang tidak berjilbab akan lebih indah dari pada orang yang berjilbab
tetapi berahlak buruk.
maaf ….
@izzal: anda berbicara hanya analisa sendiri, tanpa dalil. Sementara syari’at wajib jilbab sudah jelas.
Saya juga bisa berkata:
Wanita yang berjilbab belum tentu wanita baik-baik, belum tentu sholihah, belum tentu berakhlaq baik…
Tetapi wanita yang tidak berjilbab bisa disebut wanita yang tidak baik (kurang baik), kenapa? Karena telah melanggar perintah Alloh untuk berjilbab. Berarti iman dan taqwanya sudah berkurang
bismillah..
sebetul nya sluruh wanita yang tidak berhijab itu menyadari akan kesalahan nya, jadi hijab ini tidak perlu untuk diperdebat kan karna ayat nya sudah jelas, hanya orang fasik bin kafir yg menentang mya, dan jangan lupa sperti kita ketahui bahwa ulama su itu sdah pasti ada, ulama syetan bin iblis ini selalu menjadikan kekayaan ilmu nya sebagai kaper kesesatan nya.. makaruu wa makarrallah wallahu khoyirumaakiriin
Assalamu’alaikum…
maaf mau tanya, sebenarnya bagaimana cara berjilbab yang benar menurut syariat?
apakah hanya menutupkan kain kerudung sampai ke dada atau menutup semua anggota tubuh kecuali mata dan telapak tangan?
mhon penjelasannya..
Wassalamu’alaikum…
inilah akibatnya kalau menafsirkan al’qur’an semau yang kita kehendaki. saya sudah nonton video ini berulang kali. seorang professor, alumni al azhar lagi, yang lebih mengkhawatirkan karena disiplin ilmunya adalah syariah dengan predikat summa cumlaude. seorang professor menafsirkan al’qur’an sesuai pemikirannya. inilah typikal ulama yang berbahaya, menyesatkan ummat.
Tafsir yang terbaik sesuai pemahaman Al’qur’an dan sunnah rasulullah adalah Tafsir Ibnu Katsir. Wah…menurut saya itu yang terbaik, bahasanya juga lugas…
berjilba itu pilihan
jilbab itu menjadi pembeda antara kaum wanita muslim dan kaum wanita kapir….
jadi saya curiga jika pernyataan quraish sihab ini di publikasikan dan di sebarluaskan, apakah ini merupakan agenda zionis dan salibis internasional yang ingin memecah belah umat islam?
Quraish sihab bukan’a tambah alim malah tambah gila. . .
Sebenar’a jilbab itu kn penutup aurat, bhkan menjadi pembeda antara kaum wanita muslim dan kaum wanita non muslim
Saya jadi curiga jika quraish sihab menyebarluaskan paham’a, apakah ini merupakan siasat agenda zionis dan salibis internasional yang ingin memecah belah umat islam?. . .
Innalilahi wainna ilaihi rojiun
Gak perlu gelar DOKTOR atau MASTER untuk menafsirkan perintah Allah itu…
Islam itu mudah, mau gelarnya apapun kalau ada niat jelek dan udah terkontaminasi dengan pemikiran SEKULER ya sama aja bohong…
pak Shihab itu POTRET, di ulama-ulama kampung yang ada di indonesia hampir seperti itu juga, sepertinya LIBERAL sudah menjadi LIFESTYLE di zaman sekarang,,, naudzubillah
Liat aja ajaran ISLAM yang campur aduk,..
ngaku cinta RASUL, tapi justru malah merusak JALAN nya (Naudzubillah), BID’AH…
Wallahu A’lam,…
yang harus teman-teman disini PAHAMI, Akal hampir selalu kalah dengan NAFSU…
SePINTAR apapun dia, tapi kalau sudah ada niat buruk (NAFSU), yaaa Ke-PINTARAN nya justru menjadi senjatanya…
Wanita Indonesia tidak wajib pakai jilbab? Dan punahnya budaya Indonesia
Tafsir Al Ahzab 59 dan An Nur 31 : jilbab tidak wajib untuk orang Indonesia
Tafsir yang benar dari suatu ayat, tafsir itu haruslah memenuhi rasa keadilan setiap orang dan setiap orang merasakan kasih sayangNYA. Karena pada dasarnya ayat adalah ucapan Tuhan / firman Tuhan atau firman Allah swt. Bukankah Tuhan / Allah itu maha adil dan rahmatan lil alamin , yang maha adil dan mencintai seluruh alam , seluruh bangsa , seluruh suku yang ada di dunia ini?
Seluruh bangsa di dunia ini punya kebanggan dan kecintaan pakaiannya sendiri, seperti bangsa Jepang dengan kimononya, bangsa Korea dengan Hanbooknya, bangsa Indonesia dengan Kebayanya, orang Papua suku Dani dengan rumbai-rumbainya dan hampir ratusan bahkan ribuan suku2 lain di dunia ini punya pakaian kebanggan dengan segala macam modelnya.
Pewajiban jilbab belum tentu menyenangkan individu -individu pada bangsa bangsa tersebut. Hal ini karena ada rasa menyintai adat istiadatnya sendiri , kenyamanan ( panas/sumuk yang menyiksa bila dipakai siang hari) , Lebih sreg ( pas) dengan pakaiannya sehari2 dengan rambut di kucir , bila seorang peragawati terkait dengan pekerjaannya mencari nafkah yang halal dan ada puluhan lagi alasan yang tentu para wanita itu sendirilah yang tahu. Kondisi seperti ini , pewajiban jilbab berubah menjadi PEMAKSAAN jilbab .
Tafsir seperti ini tentu , sangat bertentangan dengan firman Allah sendiri …..MAHA ADIL DAN MENYAYANGI SELURUH UMATNYA .
Marilah kita kembali ke firmannya :
“Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut pembawaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”
Al Isra 17 84
Sebuah firman yang mengatur , membolehkan setiap orang berpakaian sesuai adat tradisinya masing2 . Penjelasan kata PEMBAWAAN diatas sudah sangat jelas , yaitu adat istiadat yang dibawa dari sukunya . Kemudian Tuhan Yang Maha Pengasih lagi menyayangi seluruh umatnya tanpa kecuali itu , berfirman dalam salah satu ayatnya yang mencerminkan keadilan bagi seluruh umatnya yang berbagai macam ragam , dengan jumlah ribuan suku itu , An Nur 31 :
“…janganlah mereka menampakkan hiasan (anggota badan) mereka, kecuali anggota badan yang biasa tampak…”……..atau dengan bahasa jawa :
“ …awakmu kuwi tutupono kejobo sing biasane ketok…”
Inilah aturan SOPAN SANTUN yang adil dan sempurna, karena dapat digunakan di seluruh suku bangsa di dunia ini. Di Indonesia misalnya dengan pakaian adat kebaya , kita di bolehkan memperlihatkan rambut, leher , telinga , lengan tangan ., karena anggota badan ini biasa tampak , sehingga SOPAN saja. Tetapi menurut ayat ini kita tidak dibolehkan memperlihatkan payudara, karena bila dilanggar akan melanggar kesopanan yang luar biasa , karena anggota badan ini TIDAK BIASA TAMPAK. Di Arab Saudi misalnya, dengan pakaian jilbabnya. Ibnu Abbas ra. seorang sahabat Nabi , mengatakan yang boleh tampak adalah WAJAH DAN TELAPAK TANGAN , karena memang pada pakaian tradisi jilbabnya , yang biasa tampak adalah kedua anggota badan ini . Rambut , karena tidak biasa tampak, seperti halnya payudara di Indonesia , termasuk AURAT yang tidak boleh tampak , karena bila tampak , tentu akan melanggar kesopanan di sukunya. Demikian pula Ibnu Masud ra , dengan pakaian jilbab yang menutupi seluruh tubuhnya termasuk wajah. memahami yang boleh tampak bagi seorang wanita HANYA PAKAIANNYA SAJA. Sehingga beliau Ibnu Masud ra. mengeluarkan pernyataan ; seorang wanita , tidak boleh menampakkan seluruh anggota badannya , karena memandang seluruh tubuh wanita adalah Aurat.
Sekarang kita dapat memahami , ketika para sahabat Nabi , Khulafaurasyidin yaitu Abu Bakar, Umar, Usman , Ali bin Thalib menundukkan Negara Iran/Irak (dulu kerajaan Persia) tidak mewajibkan jilbab , walaupun wanitanya berpakaian adat RAMBUT TERLIHAT seperti pakaian kebaya kita . Karena berpedoman pada ayat An Nur 31 , RAMBUT adalah anggota badan YANG BIASA TERLIHAT. Bukti ini dapat dilihat pada lukisan – lukisan kuno , yang berfungsi sebagai fotografi saat ini, yang memotret kondisi sesungguhnya saat itu, dimana dulu para khalifah tidak mewajibkan jilbab.
Ulama TEKSTUAL biasanya mengatakan wajibnya jilbab karena di Al Ahzab 59 , disebutkan kata kata / TEKS JILBAB sehingga ayat ini dimaknai sebagai ayat yang mewajibkan jilbab. Tapi ulama KONTEKSTUAL menafsirkan ayat ini berdasarkan asbabun nuzul (sebab sebab turuny a ayat ini ), sesuai sejarah saat itu . Sehingga wajib berjilbab dimaknai hanya SAAT ITU SAJA.
Penyebab dari turunnya ayat ini dikarenakan terjadinya suatu insiden, yaitu diganggunya istri Nabi karena DIKIRA BUDAK. BUDAK saat itu , STATUSNYA seperti halnya orang2 tidak mampu (miskin) jaman sekarang. Mereka adalah obyek yang rentan pelecehan secara hukum. Hal ini karena para budak itu tidak ada yang melindungi , belum ada sistem hukum modern , seperti undang2 , polisi, hakim, jaksa dsb . Perangkat hukum modern ini melindungi siapa saja.
Jilbab hanya dipakai oleh para bangsawan dan wanita merdeka . Status ini tentu saja mempunyai kedudukan yang sangat kuat . Sebagai istri bangsawan yaitu istri para saudagar /keluarga/Bani yang secara finansial kuat dan berkuasa, tidak ada seorangpun yang berani mengganggu. Demikian juga bagi wanita merdeka , statusnya lebih terhormat dibanding budak yang bisa diperlakukan apa saja , karena hidup mereka sudah dibeli. Itulah penggalan terakhir Al Ahzab 59 : ” Itu menjadikan mereka lebih mudah dikenal, sehingga mereka tidak mudah diganggu”.
Peraturan ini, BUDAK dilarang memakai jilbab dan jilbab hanya dipakai oleh para wanita bangsawan dan wanita merdeka , akibat masih berpengaruhnya “undang2 wajib jilbab ” oleh negara Assyria /kerajaan penyembah berhala. Kejadian ini mirip dengan NAD atau propinsi Aceh yang mewajibkan SEMUA wanitanya memakai jilbab, karena memandang jilbab suatu yang Islami . Undang2 yang diterapkan oleh kerajaan nenek moyang mereka , yaitu kerajaan Assyria 1075 SM, atau 1700 tahun sebelum datangnya Islam ini , dapat di misalkan seperti aturan di kerajaan – kerajaan Indonesia ratusan tahun yang lalu. Sebagai misal keturunan kerajaan diwajibkan memakai gelar Raden, Raden Mas, Daeng, Teuku…dan lain sebagainya . Semua peraturan ini masih terasa pengaruhnya sampai jaman ini. Demikian pula, peraturan kerajaan Assyria ( Negara Iran/Irak sekarang) itu , masih terasa pengaruhnya di jaman Nabi .
Selengkapnya anda dapat membuka blog saya : Blog ===deleted== bagi wanita Indonesia jilbab tidak wajib, benarkah? Dan punahnya budaya Indonesia. Dan , blog ===deleted=== tafsir Al Ahzab 59 dan An Nur 31 jilbab tidak wajib.
Berarti kalau disuatu wilayah payudara biasa dilihat, paha biasa dilihat berarti hukumnya diperbolehkan dong ??
Mas Surya ini gimana ??
Ntar laki-laki di wilayah tersebut pada ngeres dong, dihatinya selalu ada rasa nafsu yang menggelora ??
Argumen anda fatal sekali akibatnya…
Coba bpk drg. Surya lihat pada relief2 candi2 dari jaman kerajaan medang hingga wilwatikta (majapahit), bagaimana orang jawa dulu berpakaian?, seharusnya cara berpakaian spt itu yg mesti dipertahankan sebagai budaya asli nusantara, bukan kebaya, apalagi jilbab. Agama adalah pilihan, jika memilih islam, patuhi semua ajarannya.
tolong mas admin, bedakan konteks budaya dan agama, agama dan budaya seharusnya dua hal yang berbeda, jangan dicampur adukan
sama seperti burka penutup wajah, gamis, sorban yang sama merupakan budaya arab, penafsiran Al Quran tidak hanya diliat secara tekstual tapi juga kontekstual
kalau memang menurut pemahaman saudara ditemukan kejanggalan terhadap pemikiran qurays shihab, akan lebih baik sanggahan2 yang saudara lontarkan dilakukan dalam forum langsung bersama yang bersangkutan (qurays shihab) agar dapat saling berklarifikasi dan mencocokan argumen2 masing2, sehingga akan dapat ditelaah argumen mana yang memiliki sisi kelemahan / kejanggalan.
jika melalui media seperti ini saya yakin hanya akan mengukuhkan argumen masing2 saja tanpa adanya klarifikasi kedua pihak.
saya yakin islam pun mengatur tata cara komunikasi yang baik.
silahkan ijtihat sendiri2…..
ingat meski ijtihad itu dapat pahala meski salah tapi pertanggungjawabannyalah yg berat. orang2 yg merasa pintar mayoritas sombong ,salahsatu tanda2 kesombongannya adalah tidak mau menerima masukan tentang kebenaran.
Argumen ditulisan ini sangat lemah …jauh lebih masuk akal Quraish Shihab, tidak satu kata dalilpun mengatakan wajib, tapi semua mengatakan sebaiknya alias sunah … tolong berpikirlah …
Gila mas faizal feri, ngomong ga pake ilmu. Alqur’an itu kalo kurang jelas, ya liat di hadits. Paham?
betul sekali apa yang di katakan di atas..mereka akan mengelabui umat islam dengan berbagai macam cara..ada yang langsung ada juga yang tidak langsung.
seperti yang di lakuka qurais syihab.buka maen kata katanya memang sangat memikat,tapi ada tujuan yang sangat membahayakan isi dari pada Al-Quran
tapi sebagaimana oun kuat nya seorang fropesor tapi tak akan mampu mengelabui Allah Swt sang maha pencipta.
Ingat lah karena allah akan menjaga kesucian Al-Quran
hanya di islam yg logikanya kebalik.
di dunia pendidikan ada kelas ,murid belajar ke guru.
kalau islam saat ini.
murid bodohin gurunya, kafirin gurunya.
yg bodoh malah membegoin gurunya.bahkan lebih lucu ibarat belum lulus sd sudah jadi guru….hahahaha