Imam Asy-Syafii dan An-Nawawi: Haram belajar Ilmu Kalam
Hukum Imam Syafii & Imam An-Nawawi terhadap Ahli Kalam
“Hukumku pada ahlil kalam,mereka dipukul dengan pelepah kurma, dan dinaikkan ke unta, kemudian diarak berkeliling di kabilah-kabilah dan suku-suku,kemudian diserukan tentang mereka ‘Ini balasan orang yang meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan menghadap diri kepada Ilmu Kalam’.”
(Manaqib Asy-Syafii karya Al-Baihaqi 1/462, cet, Dar At-Turots).
Ilmu Kalam diada-adakan para mutakallimun (ahli kalam) dalam masalah ushuluddin (pokok-pokok agama), dalam menetapkan aqidah (keyakinan) dengan cara-cara yang mereka ciptaan. Mereka berpaling dari yang dibawa Al-Qur’an dan As-Sunnah.Demikianlah peringatan Imam Asy-Syafii tentang ilmu kalam dan ahli kalam, karena hal itu akan menghantarkan kepada syubhat (kesamaran) dan keraguan-keraguan.
Sehingga kemudian kita mengasihi mereka dan kita berlemah lembut kepada mereka. Dan kita memuji Allah yang telah menyelamatkan kita dari fitnah/ujian yang ditimpakan Allah kepada mereka.
Kita memandang kepada para ahli kalam dengan dua pandangan:
1. pandangan dari sisi syariat: kita memberikan didikan kepada mereka dan melarang mereka dari menyebarkan madzhab mereka.
2. pandangan dari sisi taqdir: kita menyayangi mereka dan meminta kepada Allah agar mereka diberi al-afiyah (keselamatan) dari kesesatan, dan kita memuji Allah yang telah menyelamatkan kita dari keadaan mereka yang menyimpang.
Kebanyakan orang yang dikawatirkan tersesat adalah orang-orang yang masuk dalam ilmu kalam, namun tidak sampai pada puncak ilmu kalam. Maksudnya: orang yang tidak masuk ke dalam ilmu kalam berada dalam keselamatan.
Sedangkan orang yang telah sampai kepada puncak ilmu kalam, menjadi jelas bagi dirinya tentang kerusakan ilmu kalam, dan dia kembali kepada Al-Kitab dan As-Sunnah sebagaimana yang terjadi pada sebagian tokoh ilmu kalam.
Sehingga masih tersisa kekawatiran atas orang yang keluar dari jalan Ash-Shiroth Al-Mustaqim dan tidak mengetahui hakekat perkara ilmu kalam.
Kita merasa cukup dengan Al-Qur’an, As-Sunnah dan atsar dari salaf dari semua ilmu kalam. Namun kebanyakan orang menisbatkan dirinya kepada sebagian kelompok ahli kalam dan berbaik prasangka kepada mereka, tidak pada yang lainnya.
Karena mereka menyangka bahwa ahli kalam itu telah meneliti dalam masalah keyakinan yang tidak dilakukan oleh orang lain. Sampai kalau didatangkan satu ayat, dia tidak akan mengikutinya, kecuali jika dibawakan perkataan dari sebagian ahli kalam.
Imam Asy-Syafiijuga berkata:
“Kalau seandainya Allah menemui seorang hamba dengan membawa dosa selain kesyirikan, itu lebih baik daripada menemuinya dengan sesuatu dari ilmu kalam.” (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab )
Kemudian Imam An-Nawawi berkata mengomentari ucapan Imam Asy-Syafii tersebut:
وَقَدْ بَالَغَ إمَامُنَا الشَّافِعِيُّ رحمه الله تعالى:فِي تَحْرِيمِ الِاشْتِغَالِ بِعِلْمِ الْكَلَامِ أَشَدَّ مُبَالَغَةٍ، وَأَطْنَبَ فِي تَحْرِيمِهِ، وَتَغْلِيظِ الْعُقُوبَةِ لِمُتَعَاطِيهِ، وَتَقْبِيحِ فِعْلِهِ، وَتَعْظِيمِ الْإِثْمِ فِيهِ فَقَالَ: ” لَأَنْ يَلْقَى اللَّهُ الْعَبْدَ بِكُلِّ ذَنْبٍ مَا خَلَا الشِّرْكَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَلْقَاهُ بِشَيْءٍ مِنْ الْكَلَامِ “، وَأَلْفَاظُهُ بِهَذَا الْمَعْنَى كَثِيرَةٌ مَشْهُورَةٌ
“Imam kita Asy-Syafii telah sangat keras mengharamkan menyibukkan diri dengan ilmu kalam. Beliau sangat tegas dalam mengharamkannya, mengeraskan hukuman bagi orang yang simpati kepadanya, memperjelek perbuatannya, serta menyebutkan besar dosanya. Makanya beliau berkata: ‘Kalau seandainya Allah menemui seorang hamba dengan membawa dosa selain kesyirikan, itu lebih baik daripada menemuinya dengan sesuatu dari ilmu kalam’. Dan ungkapan-ungkapan beliau yang semakna dengan ini sangat banyak dan masyhur.” (Al-Majmu Syarh Al-Muhadzdzab)
Lalu bagaimana dengan kebanyakan dari kaum muslimin sekarang di Indonesia , Malaysia, dan lainnya yang mengaku bermadzhab syafii namun masih saja belajar ilmu kalam dalam masalah aqidah dan tidak mengikuti wejangan Imam Asy-Syafii ini?
sumber :http://fatwasyafiiyah.blogspot.com/2009/10/imam-asy-syafii-dan-nawawi-haram.html#ixzz3Pet76VGJ
Assalamu`alaikum warohatullah wabarokatuh
Pak : saya belum faham apasih sebenarnya ILMU KALAM.
mohon pencerahannya.
Barokallah fiikum
Wassalamu`laikum warohmatullah wabarokatuh
Assalamualaikum
Prtnyaan sya sdikit melenceng dari tema karna sya bingung mau menanykan lewat sms sperti biasanya akan sngat pnjang.
1.apakah ada hadist yg merujuk bahwa ibnu abbas mlakukan qunut?
Sya membaca artikel abu bakar baasyir mnyatakan ini.
2.ada literatur yg brkata bhwa:
– dr ali jumah(mufti mesir) berkata wahabi salafi grakan militan dan teror
– dr ahmad tayyib(syeikh al azhar) berkata wahabi tdk pantas mnyebut dirinya salafi karn mreka tdk berpijak pada manhaj salaf
Yg sya tnyakan siapakah mreka ini?apakah bnr mreka brkata smua ini?
Trimakasi ya akhi,assalamualaikum
Kebanyakan org2 rasionalis beralasan dlm penggunaan akal mereka dengan alasan ini:
seandainya tidak dengan ilmu kalam/filsafat/analogi, maka orang kafir tidak bisa berfikir tentang keberadaan Tuhan dan sifatnya. Bgman menjawab itu?
Trimkasih
Mereka berdalil dengan perintah Allah yg pertama adalah bacalah, bukan imanilah.
Ini menunjukkan kita diperintahkan utk mencari tahu ssbelum percaya. Bgmana menjawab itu?
Terimakasih
Mereka juga menilai bhw penjelasan dengan alqur’an dan hadits tidak bisa diterima semua manusia. Maka kita harus menjelaskannya dengan ilmu netral yg semua akal mangakui kebenarannya seprti ilmu pengetahuan, analogi ,logika. Bgmana menjawabb ini?
Terimakasih
Bukannya akal itu sebagi alat untuk memahami al-Qur’an…?
Apa manpaat akal kalo gitu…. Bukannya segala sesuatu itu diciptakan semuanya itu memiliki manpaat…
Cahaya untuk apa kalau tidak ada alat utk melihat?
Apakah orang yg hilang akal bisa beriman? Bijaklah, jangan sedikit2 sesat, haram..
Assalamu’alaikum wr wb
Ya mas admin… Apakah ajaran pencetus dakwah berbasis ingin mendirikan negara islam salah satu ilmu kalam?
Syukron yaa akhiy…
Maaf saya mau bertanya apa yang di maksud ilmu kalam….?
Karena saya belum mengetahui penjelasan dari ilmu kalam saya belum bisa mengatakan tidak boleh untuk dipelajari… Terimakasih…
Artinya anda setuju bahwa wahyu turun karena adanya akal. Tanpa akal tidak ada makluk yg bernama manusia, dan oleh karena itu tidak ada wahyu kalau manusia tidak diciptakan..